TY - JOUR AU - Ziman, Ziman Ziman PY - 2021/03/03 Y2 - 2024/03/29 TI - NILAI FILOSOFIS DAN SPIRITUAL DALAM TRADISI BAUMO MASYARAKAT KECAMATAN BATIN XXIV KABUPATEN BATANGHARI JF - TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin JA - TJD VL - 19 IS - 2 SE - Articles DO - 10.30631/tjd.v19i2.124 UR - https://www.tajdid.uinjambi.ac.id/index.php/tajdid/article/view/124 SP - 188-213 AB - <p>&nbsp;</p><p>&nbsp;This study discusses the philosophical and spiritual values contained in the <em>baumo </em>tradition of the people of Batin XXIV district, Batanghari Regency. The <em>baumo </em>tradition that has been going on for generations in the modern era is starting to be displaced by modern agricultural culture. Not only its existence has begun to be eroded by modern culture, but also the values contained therein have begun to be forgotten by the local community. Even though the <em>baumo </em>traditional values contain local wisdom values, environmental conservation values, spiritual values, and wisdom values that are very relevant in today's modern life. The method that I use in this research is a qualitative research method, to explore and understand the social and cultural phenomena that exist in society. The data collection method that the writer uses is through direct observation into the field, interviews with Umo farmers, community leaders, and traditional leaders, and documentation by examining documents related to the object of research, including Jambi Malay cultural texts. The results of this study indicate that: First, epistemologically, the community's knowledge in carrying out the <em>baumo </em>tradition is based on Jambi's traditional law and Malay culture, namely the syara' jointed tradition and the syara' with the Kitabullah jointed. Apart from that, the <em>baumo </em>tradition is also based on empirical knowledge or people's experiences in terms of natural phenomena. Axiologically, the <em>baumo </em>tradition contains environmental and ethical values in living life. Meanwhile, the <em>baumo </em>tradition also contains spiritual values in the form of belief in the soul of rice, basokat after harvesting umo as a form of belief in religion, and ethics in treating rice as a form of belief in the existence of God.</p><p>&nbsp;</p><p>Penelitian ini membahas tentang nilai filosofis dan nilai spiritual yang terkandung dalam tradisi <em>baumo </em>masyarakat Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batanghari. Tradisi <em>baumo </em>yang telah berlangsung secara turun temurun itu di era modern saat ini mulai tergeser eksistensinya oleh budaya pertanian modern. Tidak hanya eksistensinya saja yang mulai tergerus budaya modern, tetapi juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya pun mulai dilupakan masyarakat setempat. Padahal pada nilai-nilai tradisi <em>baumo </em>tersebut terkandung nilai kearifan lokal, nilai konservasi lingkungan, nilai spiritual dan nilai kearifan yang sangat relevan dalam kehidupan modern saat ini. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan tujuan untuk menggali dan memahami fenomena sosial dan budaya yang ada di masyarakat. Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara kepada para petani <em>umo</em>, tokoh masyarakat dan tokoh adat, serta dokumentasi dengan meneliti dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian, termasuk naskah-naskah budaya melayu Jambi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: <em>Pertama</em>, secara epistemologis pengetahuan masyarakat dalam melakukan tradisi <em>baumo </em>didasarkan pada hukum adat dan budaya melayu Jambi, yaitu adat yang bersendi syara‟, dan syara‟ yang bersendi <em>kitabullah</em>. Selain itu, tradisi <em>baumo </em>juga didasarkan pada pengetahuan empiris atau pengalaman masyarakat dalam hal gejala-gejala alam. Secara aksiologis, dalam tradisi <em>baumo </em>terkandung nilai etika lingkungan dan etika dalam menjalani hidup. Sementara itu, tradisi <em>baumo </em>juga mengandung nilai-nilai spiritual berupa keyakinan pada adanya jiwa padi, <em>basokat </em>saat usai memanen <em>umo </em>sebagai wujud keyakinan pada agama, serta adab dalam memperlakukan padi sebagai bentuk keyakinan pada adanya Tuhan.</p> ER -